Pemimpin Baru; Berantas Tiran atau Melanjutkan? (Sebuah Pesan)


Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah sosok yang paling menakutkan dalam prosesi jalannya suatu pemerintahan, sosok ini bisa menghambat laju pembangunan baik fisik maupun non fisik sehingga  sejak dini perlu diantisipasi.

Buton Utara yg mekar sejak tahun 2007 kmarin, telah banyak memberikan kita gambaran pengelolaan sistem pemerintahan mulai dari tahapan PJ hingga kepada bupati definitif.

Gambaran itu seakan berbanding terbalik dengan harapan masyarakat, amanah undang-undang dan sumpah jabatan yang diucap. tercatat banyak pejabat daerah yang  nasibnya berahir di bui (jeruji besi), keluarga lebih diutamakan tanpa melihat kualitas diri (SDM) serta pembangunan yang sifatnya tidak merata (asal membangun tanpa perencanaan yang matang) pada ahirnya kesia-siaan dan pemborosan anggaranlah yg  terjadi, yang kemudian membawa kita makin jauh dari kesejahteraan yang adil dan merata (baik fisik dan non fisik).

Pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih tanggal 17 Februari 2016 yang dilangsungkan dengan pengambilan sumpah jabatan seakan memberi harapan baru (perubahan dan perbaikan) bagi seluruh masyarakat Buton Utara, semoga harapan itu tidak dikesampingkan oleh kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok.

Semua itu tergantung pemimpin baru kita , apakah pemimpin baru kita mau memberantas tiran ataukah ia akan melanjutkan tiran dengan gaya yang baru?

Semoga bupati dan wakil bupati yang telah dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tenggara bisa menjalankan tugas dan kewajiban secara utuh (sesuai dengan amanah Undang-undang dan sesuai dengan sumpah jabatan yang diucap).

Diakhir tulisan ini, saya ingin berpesan kepada pempin baru Buton Utara Abu Hasan-Ramadio:

"Lihatlah rakyat, tapi bukan sekedar melihat. Bantulah rakyat, tapi bukan sekedar membantu. Mengurus rakyat bukan pilihan, karena ia adalah kewajiban seorang pemimpin" ..

Selamat bekerja bupati dan wakil bupati buton utara Abu Hasan- Ramadio!

*) Penulis: Hasruddin Jaya