Hadir Kosong

Waktu. Bukan sekedar pergumulan sambil lalu; detik ke menit, ke jam, lalu seterusnya. Ini soal kesemuanya, menjangkau hadir, yang kadang kita nikmati dengan kekosongan.

Dalam waktu itu, terkadang kita terlalu tergesa-gesa membuat definisi. Sesuatu, diartikan seperlunya. Yang belum tentu pula dipahami persilangan kata-makna, atau makna-kata.

Penjelasan di waktu ini, yakni soal adalah dan merupakan. Yang belum tentu jua kita jamah resikonya.

Dilain waktu itu, apa yang bakal terjadi dengan definisi buatan kita? Yang mana, definisi itu selalu kita ujudkan dengan retoris. Diajarkan pada mereka yang lebih (parah) tak pahamnya. Memang semua tengah menyajikan kekosongan hadir diantara deret kursi-kursi. (Kendari, 2016)