Keresahan orang lain terhadap kita, dendam dan benci lantaran eksistensi
dan proses-proses yg kita ciptakan janganlah kemudian membuat kita
congkak dan tinggi hati. Lebih baik menangis dalam kebahagiaan orang
lain daripada tertawa dalam kesedihan orang lain.
Tuhan mengajarkan kita
bersabar dan oleh karena itu hati kita menjadi lembut. Kisah puluhan
tahun lalu biarlah menjadi kenangan yang menjadikan kita untuk tetap
semangat dalam berjuang. Kita berbeda dengan mereka, oleh karenanya
tidak boleh meniru cara-cara mereka. Biarlah kita dihina, dicaci dan
dimaki, bukankah kita sudah terbiasa akan hal tersebut?
Kita adalah
kita, dan selamanya tidak akan sama dengan mereka. Mari berlaku dengan
kelembutan dan cinta kasih. Untuk kesalahan kita hari ini, mari kita
saling memaafkan. Kita sama-sama merasakan bagaimana orang tua-orang tua
kita dulu, dan mungkin karena itu kita emosi menyaksikan goresan
sejarah, tapi kita bukan orang tua kita, zaman sudah berubah. Jagalah
semangat dan emosi itu untuk membesarkan himpunan ini.
*Oleh: Sarlin