Rasa

Tidak terlalu. Terpental, lalu kembali ke mulanya. Rasa tak ubahnya seperti itu. Tidak perlu resolusi lain. Bila gagal, tunggu ia kembali. Tak akan jauh terpental, hanya jauh jarak kembalinya.

Seberapa pun rasa berganti sajian. Entah lara, hilang asa, dan ria; tak perlu disahuti berlebihan. Tak ada rasa yang abadi. Juga tak rasa yang tak kembali.

Ia akan pulih seperti sedia kala. Menyusun puzle-puzlenya ke arah kesempurnaan. Utuh kembali.

Rasa hanya tunduk pada waktu. Dan kepada kuasa waktu pula kita menyerahkan diri. Bukan memaki diri, atau mencari kambing hitam karena rasa.

Pada waktu, rasa menyembah. Karena berhenti-lah. Usap matamu perlahan, sinar pagi telah tersenyum padamu. Sebab, setiap pagi adalah kado terindah dari waktu. Bangkitlah! Dan miliki rasamu.

Oleh: Jufra Udo